Kamis, 07 April 2011

Merindu

Aku sedang merindu, agak lebay sih, tapi serius aku sedang merindukannya teman. Bagaimana tidak? Sungguh Dia mengaturnya dengan indah, di sanalah aku menemukan ‘hidup’, di sanalah aku menemukan balutan rapi yang menutup kepalaku, bukan diwajibkan tempat itu, tapi tempat itulah yang membuatku mengerti bahwa agamaku mewajibkannya. Disanalah, aku menemukan arti saudara seiman (ceillee), yang (terkadang) ikatannya melebihi ikatan saudara kandung, bayangkan saja, bagaimana ikatannya tidak kuat? aku berada disana tiga tahun dan bertemu hampir 24 jam dengan penghuni tempat itu.

Ah, aku rindu sekali. Masih aku ingat dengan jelas, semua siswa putri berkumpul di bawah pohon itu (kami menyebutnya pohon cinta, hehe), saat siswa putranya sedang melaksanakan panggilan Allah, khusus bagi mereka. Aku masih ingat seperti apa raut wajah sebagian mereka (termasuk aku) saat pertama kali mendengar kata,

“ . . . jilbab itu wajib dek, bukan ayuk lho yang ngomong, nih . . . “ salah seorang dari kakak kelas berbicara dengan lantang sambil menunjuk kitab Allah, Al-qur’an suci itu, dan tak tanggung-tanggung serta merta kakak kelas yang disampingnya membacakan arti dari surah An-nur : 31.
“ . . . dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) . . . “

Duluuu, kalimat itu begitu asing ditelingaku, sebelumnya tidak ada yang pernah bilang tentang jilbab padaku, ya Allah sungguh gersangnya masih (zaman manusia purba kali) begitu terasa. Masih kuingat dengan jelas, seperti apa canggungnya aku saat pertama kali memakai tutup kepala itu. Tutup kepala, jilbab yang membuatku begitu nyamaaan, seriiiuuus, adeeeeeeeeemmmmm bangeeettt rasanya pas ‘dia’ ada dikepala menutup wajah (loh?, menutup kepala maksud saya) dengan rapi.

Masih aku ingat sampai sekarang saat seorang kakak kelas menegurku, melihat jilbab ini transparan sana sini dan sama sekali seperti tidak memakainya.

“dek, rambutnya masih kelihatan”

Masih terngiang-ngiang sekali kata itu ditelingaku (kayak lagu dangdut ya?), dan aku tanggapi dengan senyum tipis tanpa kata. Ya Allah, rinduuu sekali teguran itu (loh?), rinduuu sekali dengan orang yang menegurku, itu maksudnya, hehe.

Aku sedang merindu, agak lebay sih, tapi serius, aku sedang merindukannya teman, tak pernah kutemui tempat yang kondusif seperti itu sebelumnya. Aku rindu, rindu serindu-rindunya (ni baru lebay, hehe, lagu Malaysia bo’ :p) rindu berkumpul di sana, bercengkrama, tertawa bersama, menangis bersama, ngelaba (ngelawak.red) bersama, berantem (belaga = alap :p), rebutan tv antar asrama (hihi, jadi malu), ngerjain temen yang lagi milad (haha, Kiw apo kabar?), nonton bersama, keluar asrama tanpa izin (ups), ngelabuhi (ngolake, kalau bahasa kerajaan kami) pak satpam (maaf pak, plisss, gak lagi deh, serius :p), memalsukan tanda tangan pak Khol (pembina asrama.red) (haha, maaafff pak Khol), males bimbel siang, bimbel malem telat, sekolah pagi bel baru dateng, lari-lari, ahhh rindu sekaliii semuanya, apapun yang ada di sana, aku rinduuu...

Aku sangat rindu suasana kondusif itu, ketenangan itu, hari senin dan kamis kayak bulan Ramadhan, jam-jam dhuha mushola penuh oleh siswa yang sholat, ngaji bareng habis Maghrib. Ketika bulan Ramadhan datang, ya Allah betapa terasa ruginya ketika sedang tidak bisa berpuasa, ketika sedang tidak bisa sholat, ketika melihat teman-teman yang berlomba-lomba saling mendahului, lomba paling banyak khatam, aku rindu sekaliii SMA N 4 Lahat ya Allah, semoga kami semua bisa berkumpul di tempat-Mu yang lebih indah dan lebih kondusif ya Allah. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan yang mau ninggalin jejak!